Jadi, Udah Siap Nikah?

by - 11:24 PM

Dalam hidup, kita berjalan bukan hanya atas dasar rencana yang kita rancang, tapi akan selalu ada campur tangan Tuhan yang kemudian kita sebut takdir.


Dulu, pernah berharap pada Tuhan, agar kelak bisa hidup bersama dia. Saling mengenal lama, sama-sama saling berharap yang sama. Tapi takdir rupanya tak mendukung untuk kemudian membuat kita bersama. Dia move on, dan aku belum. Masih dalam pusara perasaan yang ada embel-embel 'masih sayang mantan'.


Kemudian, hidup harus terus berlanjut kan? Tanpa ada kata mantan pun harus tetep lanjut. Yah, dan di sinilah sekarang. Menjadi seorang istri dari dia yang baru kukenal dua minggu dan langsung ngelamar. Widih, capcuss bener ini masnya.


Terus pertanyaannya, situ sehat langsung nerima lamarannya? Well, sejujurnya, saat si mas suami ini meminta untuk saling mengenal, aku sudah dalam titik jenuh menunggu dia yang tak ada kepastian. Hampir dua tahun bareng-bareng, saling kenal sama keluarga, eh nggak ada peningkatan. Mau dibawa kemana ini hubungannya?


Entah bagaimana takdir Tuhan selalu baik menyelamatkanku. Mas suami hadir di saat yang tepat. Bahkan tanpa waktu lama orang tua pun langsung cuss setuju. Beda sama yang sebelumnya. Kadang, hidup selucu lawakannya kang sule ya. Nggak tahu ada angin kemana gitu main lamar lamar aja anak orang. But, he is the best one that I've ever seen after dad.


Yeah, lamaran dalam hitungan minggu dan kemudian nikah dalam hitungan bulan. Wuahhh berasa jalanin lakon yang ada dalam novel deh cyiin. Serius, beneraann. Trus, kamu bisa seyakin itu sama dia? Kenal juga baru.


See, setelah melalui beberapa waktu kenal dekat sama orang, aku akhirnya memutuskan untuk mencintainya bersama waktu. Biarkan saja Tuhan yang hadirkan benih cinta kemudian memekarkannya karena aku sudah terbiasa dengan kehadirannya. Nggak takut nikah sama orang yang salah? Buktinya banyak tuh yang nikah baru berapa bulan udah cerai aja.


Fiuhh, problem dalam rumah tangga akan selalu ada yes. Entah besar atau kecil, semua kan tergantung gimana masing-masing pasangan nyikapinnya. Mau sama2 mentingin egonya, atau sama2 bersikap dewasa. Yang satu lagi marah, satunya ngalah dong. Nggak selamanya yang ngalah itu kalah, ada kalanya ngalah untuk mempertahankan juga bisa.


Jadi, kalo mau ngomongin masalah love at first sight then getting married sih oke-oke aja. Kayak aku, hehe. Atau having a relationship for a long time then married juga oke. Semua kembali ke masing2. Dan tiap keputusan akan selalu disandingkan dengan konsekuensinya.


Nikah itu ye, perkara waktu. Untuk saling menerima masing2. Kurang dan lebihnya, saling melengkapi. Untuk itulah pernikahan itu ada, disamping sebagai sarana ibadah untuk menggenapkan separuh agama, nikah itu juga untuk saling menggenapi satu sama lain. Seperti puzzles yang menemukan kepingan-kepingan agar bisa utuh, meski kadang tak bisa sempurna.


Kalo mengharap jalannya pernikahan bakalan sempurna, heloww, ini kehidupan nyata yes, bukan roman picisan atau novel menye-menye bahkan dongeng lawas yang happily ever after. Big NO! Kamu harus realistis. Nggak ada manusia yang sempurna. Sedih, marah, kecewa sama pasangan itu wajar. Karena kita cuma manusia biasa, tempatnya salah dan lupa. Jadi kalo udah marah dkk itu, ya udah. Legowo lah. Nggak semuanya harus sesuai keinginan kita toh. Belum tentu yang menurut kita baik, menurut pasangan baik juga. Sama kan kayak keinginan kita ke Tuhan. Yan menurut kita buruk, belum tentu buruk juga menurut Tuhan.


Jadi, udah siap kan buat nikah nya? Hehe


Good night,

240718

You May Also Like

1 comments

Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. ALhamdulillah