Kaulah Senja Itu

by - 11:06 PM


“Maksud kamu Fen?”
“Yaa.. Sebelum kamu melamarku, ada orang lain yang sudah mengutarakan hal yang sama. Tapi aku belum memberikan jawaban kepadanya.”
“Boleh aku tahu siapa dia Fen?”
“Yaa.. Namanya Adrian Pamungkas. Dia seorang Manager Pemasaran sebuah perusahaan batu bara di Tenggarong. Mama yang ngenalin dia ke aku. Tiga kali dia main ke rumah. Dan 2 hari sebelum aku berangkat ke Makassar dia datang ke rumah, meminta sama mama untuk meminangku. Aku bilang sama mama, belum bisa beri jawaban sekarang. Dan sekarang aku sudah mendapat jawabannya. Maaf Bi, aku lebih memilih Adri,” Kali ini aku benar-benar mampu untuk tersenyum tulus.
“Tapi kenapa Fen? Bukankah kau lebih mengenalku daripada dia?” Kulihat kau sangat gusar dan kecewa mala mini Bi.
“Kau tahu kenapa Bi? Hanya satu, dia sangat solih. Dan caranya memintaku pada mama, itu yang membuatku luluh. Dia sangat santun dan baik sekali. Rasanya aku langsung jatuh cinta padanya. Bahkan dia tidak mengajakku untuk berpacaran..”
“Aku juga tak mengajakmu untuk berpacaran kan Fen? Aku mengajakmu untuk menikah!” Aku hanya tersenyum. Belum pernah aku melihatmu sekecewa ini Bi.
“Iya, kamu benar Bi. Tapi aku butuh dia untuk membimbingku untuk menjadi lebih baik lagi. Aku sadar diri, selama ini ibadahku jarang-jarang. Dan dia mulai menyadarkanku dengan berbagai hal yang dia lakukan. Aku tahu sibuknya pekerjaan dia. Namun, dia masih mampu untuk beribadah sholat tepat waktu. Sedangkan aku? Masih sering kutunda-tunda bahkan terlupakan. Untuk itu aku butuh dia. Dia mau menerimaku dengan segala kekuranganku, dan dia juga bersedia untuk membimbingku. Asal kau tahu Bi, dia juga yang mengenalkanku pada jilbab ini,”jelasku panjang lebar. Kupandangi mommy, beliau hanya tersenyum dan mengangguk. Itu artinya beliau tak mempermasalahkan hal ini. Kupeluk mommy erat. Beliau sudah kuanggap seperti ibu sendiri.
“Aku tak tahu. Aku gak bisa terima ini.” Abi melangkah pergi. Meninggalkan aku dan mommy.
“Gak apa-apa Fenny. Dia hanya butuh waktu untuk menerima keputusanmu. Nanti biar mommy yang bicara sama Abi. Mommy ikut bahagia atas keputusanmu. Sering-seringlah datang kerumah jenguk mommy setelah nikah nanti ya Fen,” kata mommy. Aku mengangguk pelan. Mommy pamit duluan. Aku masih ingin di sini. Memerhatikan jejakmu Bi. Aku hanya bisa berharap. Semoga kenanganku turut serta dengan langkahmu menjauh dariku. Gerimis kembali turun. Aku bergegas mencari taksi dan pulang ke penginapan.
#Pantai, Siluet Senja
Kulangkahkan kaki telanjangku menyusuri bibir pantai. Menjejalkan jari-jari kecilku di antara pasir-pasir pantai Makassar. Ahh.. Hari terakhirku bermain pasir dan ombak dan menjaring senja antara kenangan dalam siluetnya. Kuambil beberapa jepretan pantai Makassar. Suatu hari nanti akan kurindukan lagi tempat yang berkesan ini. Aku tersenyum sekilas.
“Kriiinggggg” sebuah panggilan masuk. Tertera nama Mas Adri di sana.
“Assalaamu’alaykum..”
“Wa’alaykumussalam..” jawab suara di seberang sana.
“Iya mas, ada apa?” tanyaku pelan. Kali ini aku mampu tersenyum kembali.
“Tidak apa-apa Dek. Maaf saya mau tanya, Adek kapan bisa menjawab lamaran saya? Bukan bermaksud untuk terburu-buru. Tapi saya juga butuh kepastian Dek. Ini sudah hampir satu bulan lebih. Dan sampai sekarang saya belum mendapat jawaban apapun,”katamu tenang. Ahh.. Pembawaanmu membuatku jatuh hati Mas, batinku lirih. Aku tersenyum lagi.
“Adek jawab kalau sudah pulang ke Balikpapan ya Mas.”
“Adek kapan pulang?”
“Insya Allah malam ini. Take off jam 7.”
“Baiklah, Dek. Saya ke rumah besok ba’da dzuhur gimana Dek?”
“Iya, Mas. Adek tunggu di rumah besok.”
“Iya sudah kalau begitu. Wassalaamu’alaykum Dek.”
“Wa’alaykumussalam Mas.” Klik! Kusakukan lagi handphone mini itu. Sambil tersenyum, kulangkahkan kaki kembali menyusuri pantai. Kali ini kutemui lagi kemuning senja seperti beberapa hari yang lalu. Ahh.. Cantik sekali sore ini. Rasanya hati enggan berpaling. Tapi jam sudah menunjukkan pukul 05.55. Saatnya aku kembali ke penginapan dan bersiap-siap untuk pulang. Kulempar senyuman, berharap ini bukan senyumanku yang terakhir untuk pantai ini.

You May Also Like

0 comments

Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. ALhamdulillah